pemakaian obat di indonesia dan perkembangannya

Posted by Unknown Jumat, 20 Desember 2013 1 komentar

Pendahuluan 

Bidang farmasi gamat berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi farmasi di Indonesia malang dibentuk untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab apotek, dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal pula dengan sebutan farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin luas. Apotek, rumah sakit malang, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian. Pelayanan obat kepada penderita melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada penderita yang menunjukkan suatu interaksi antara dokter malang, farmasis, penderita sendiri dan khusus di rumah sakit melibatkan perawat. Dalam pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan penderita.

Pengembangan obat 

Sejarah penggunaan obat 

Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secara empirik dari tumbuhan, hanya berdasarkan pengalaman dan selanjutnya Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi. Selanjutnya Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

Sumber obat 

Sampai akhir abad 19, obat gamat merupakan produk organik atau anorganik dari tumbuhan yang dikeringkan di malang atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi dapat juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita Untuk menjamin tersedianya obat agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat diawetkan dengan pengeringan. Contoh tumbuhan yang dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver somniferum (opium mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab ketergantungan dan ketagihan. Dengan mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin, kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll. yang ternyata memiliki efek yang berbeda satu sama lain walaupun dari sumber yang sama Dosis tumbuhan kering dalam pengobatan ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal tumbuhan, waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk menghindari variasi dosis, F.W.Sertuerner (1783-1841) pada th 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya dan secara terpisah dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis penyakit.

Pengembangan obat baru 

Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung), jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan darah), kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama), urin manusia (choriogonadotropin) dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani penyakit diabetes. Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih terarah dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan farmakologi molekular. Setelah diperoleh bahan calon obat, maka selanjutnya calon obat tersebut akan melalui serangkaian uji yang memakan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit sebelum diresmikan sebagai obat oleh Badan pemberi izin. Biaya yang diperlukan dari mulai isolasi atau sintesis senyawa kimia sampai diperoleh obat baru lebih kurang US$ 500 juta per obat. Uji yang harus ditempuh oleh calon obat adalah uji praklinik dan uji klinik. Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat, dari uji ini diperoleh informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitas calon obat. Pada mulanya yang dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan utuh. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa bagi pengembangan obat. Hanya dengan menggunakan hewan utuh dapat diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan atau aman. Penelitian toksisitas merupakan cara potensial untuk mengevaluasi :
• Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis
• Kerusakan genetik (genotoksisitas, mutagenisitas)
• Pertumbuhan tumor (onkogenisitas atau karsinogenisitas)
• Kejadian cacat waktu lahir (teratogenisitas)
Selain toksisitasnya, uji pada hewan dapat mempelajari sifat farmakokinetik obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat. Semua hasil pengamatan pada hewan menentukan apakah dapat diteruskan dengan uji pada manusia. Ahli farmakologi bekerja sama dengan ahli teknologi farmasi dalam pembuatan formula obat, menghasilkan bentuk-bentuk sediaan obat yang akan diuji pada manusia. Di samping uji pada hewan, untuk mengurangi penggunaan hewan percobaan telah dikembangkan pula berbagai uji in vitro untuk menentukan khasiat obat contohnya uji aktivitas enzim, uji antikanker menggunakan cell line, uji anti mikroba pada perbenihan mikroba, uji antioksidan, uji antiinflamasi dan lain-lain untuk menggantikan uji khasiat pada hewan tetapi belum semua uji dapat dilakukan secara in vitro. Uji toksisitas sampai saat ini masih tetap dilakukan pada hewan percobaan, belum ada metode lain yang menjamin hasil yang menggambarkan toksisitas pada manusia, untuk masa yang akan datang perlu dikembangkan uji toksisitas secara in vitro. Setelah calon obat dinyatakan mempunyai kemanfaatan dan aman pada hewan percobaan maka selanjutnya diuji pada manusia (uji klinik). Uji pada manusia harus diteliti dulu kelayakannya oleh komite etik mengikuti Deklarasi Helsinki.
Uji klinik terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik obat pada manusia.
2. Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang diobati. Yang diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial dengan efek samping rendah atau tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas bentuk sediaan obat.
3. Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek dan keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah diketahui. Selama uji klinik banyak senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari lebih kurang 10.000 senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya atau kemanfaatannya lebih kecil dari obat yang sudah ada. Keputusan untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur nasional, di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, di Amerika Serikat oleh FDA (Food and Drug Administration), di Kanada oleh Health Canada, di Inggris oleh MHRA (Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency), di negara Eropah lain oleh EMEA ( European Agency for the Evaluation of Medicinal Product) dan di Australia oleh TGA (Therapeutics Good Administration). Untuk dapat dinilai oleh badan tersebut, industri pengusul harus menyerahkan data dokumen uji praklinik dan klinik yang sesuai dengan indikasi yang diajukan, efikasi dan keamanannya harus sudah ditentukan dari bentuk produknya (tablet, kapsul dll.) yang telah memenuhi persyaratan produk melalui kontrol kualitas. Pengembangan obat tidak terbatas pada pembuatan produk dengan zat baru, tetapi dapat juga dengan memodifikasi bentuk sediaan obat yang sudah ada atau meneliti indikasi baru sebagai tambahan dari indikasi yang sudah ada. Baik bentuk sediaan baru maupun tambahan indikasi atau perubahan dosis dalam sediaan harus didaftarkan ke Badan POM dan dinilai oleh Komisi Nasional Penilai Obat Jadi. Pengembangan ilmu teknologi farmasi dan biofarmasi melahirkan new drug delivery system terutama bentuk sediaan seperti tablet lepas lambat, sediaan liposom, tablet salut enterik, mikroenkapsulasi dll. Kemajuan dalam teknik rekombinasi DNA, kultur sel dan kultur jaringan telah memicu kemajuan dalam produksi bahan baku obat seperti produksi insulin dll. Setelah calon obat dapat dibuktikan berkhasiat sekurang-kurangnya sama dengan obat yang sudah ada dan menunjukkan keamanan bagi si pemakai maka obat baru diizinkan untuk diproduksi oleh industri sebagai legal drug dan dipasarkan dengan nama dagang tertentu serta dapat diresepkan oleh dokter.
4. Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang dalam menggunakan obat. Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih memungkinkan obat ditarik dari perdagangan jika membahayakan sebagai contoh cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia yang dapat merusak ginjal, Entero-vioform (kliokuinol) suatu obat antidisentri amuba yang pada orang Jepang menyebabkan kelumpuhan pada otot mata (SMON disease), fenil propanol amin yang sering terdapat pada obat flu harus diturunkan dosisnya dari 25 mg menjadi tidak lebih dari 15 mg karena dapat meningkatkan tekanan darah dan kontraksi jantung yang membahayakan pada pasien yang sebelumnya sudah mengidap penyakit jantung atau tekanan darah tinggi , talidomid dinyatakan tidak aman untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin, troglitazon suatu obat antidiabetes di Amerika Serikat ditarik karena merusak hati . Obat Herbal dan Fitofar maka Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara maju. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) hingga 65% dari penduduk negara maju dan 80 % dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Pada th 2000 diperkirakan penjualan obat herbal di dunia mencapai US$ 60 milyar.

Gamat 

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature yang dalam hal tertentu lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih memudahkan dalam standardisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni Di Indonesia, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan industri obat tradisional, menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sampai th 2002 terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Karena banyaknya variasi sediaan bahan alam maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandardisasi dan sudah diuji farmakologi secara eksperimental sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandardisasi dan harus melalui uji klinik. Dalam upaya peningkatan pemanfaatan bahan alam Indonesia yang terjamin keamanannya, Badan POM bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi termasuk ITB sedang meneliti tanaman obat unggulan nasional sampai ke uji klinis. Tanaman tersebut adalah salam, sambiloto, kunyit, jahe merah, jati belanda, temulawak, jambu biji, cabe Jawa dan mengkudu qq gamat. Dengan melihat jumlah tanaman di malang Indonesia yang berlimpah dan baru 180 tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri maka peluang bagi profesi kefarmasian untuk meningkatkan peran sediaan herbal gamat dalam pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasis agar obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat gamat malang secara luas.
Jelly Gamat Gold G sudah tersedia di kota malang apabila anda membutuhkan silahkan pesan disini
sumber informasi :diambil dari berbagai sumber.

Baca Selengkapnya ....

Kenali Ciri ciri dan Gejala Awal Kanker Paru-paru

Posted by Unknown Rabu, 18 Desember 2013 0 komentar

Banyak di antara kita tidak mengetahui tanda-tanda umum kanker paru-paru, sampai adanya gejala yang mematikan. Sebuah survei yang dilakukan di Amerika, 26 persen orang tidak mengathui satu pun gejalanya, baik itu pria maupun wanita.

Secara keseluruhan, mereka mengindikasikan sesak nafas sebagai gejala awal kanker paru-paru, dan 39 persen menyebutkan gajalanya adalah batuk. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena kanker paru-paru telah merenggut nyawa 160.000 orang pertahun, di Amerika saja.
Lalu bagaimana dengan negara lainnya? Tentu jumlahnya akan lebih besar lagi, mengingat pengetahuan masyarakat akan kanker paru-paru sangat minim.
"Pasien yang didiagnosa terlambat, tidak akan mempunyai pilihan pengobatan lagi. Jika kita bisa mendiagnosa lebih awal lagi, kemungkinan menyelamatkan nyawa bisa dilakukan. Itulah sebabnya mengetahui gejala sangatlah penting," ucap Matthhew Peters, ketua Koalisi Kanker Paru Global (GLCC) yang kami kutip dari yahoo.

 Tanda-tanda penting gejala kanker paru-paru :

1. Penurunan berat badan
Jika banyak orang yang bersusah payah melakukan diet, untuk menurunkan berat badan, maka Anda harus waspada jika mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, juga tanpa melakukan diet. Biasanya nafsu makan akan menurun, dan berat badan akan berkurang 5 kilogram dalam waktu yang singkat.

2. Demam ringan
Demam bisa terjadi karena adanya infeksi di dalam tubuh, sehingga saat demam kita harus waspada, jika tidak turun dalam waktu singkat. Namun, demam juga bisa menjadi banyak gejala penyakit lainnya.

3. Kelelahan yang sangat
Jika Anda merasa ingin tidur 3-4 kali dalam sehari, dan sebelumnya belum pernah terjadi, maka Anda harus waspada. Kelelahan yang sangat juga bisa disebabkan kurangnya pertahanan sel darah putih terhadap virus, bakteri atau patogen lainnya. Sehingga konsultasi ke dokter sangat diperlukan.

4. Sakit kronis atau perubahan kulit
Bercak-bercak hitam pada kulit bisa menjadi pertanda serius, jika tubuh Anda sedang tidak beres. Hal ini merupakan peringatan yang sangat jelas dari kanker.

5. Kesulitan menelan
Sakit saat menelan ini sering diiringi oleh luka pada bibir yang tak kunjung sembuh, pendarahan yang tidak biasa, mati rasa di mulut dan tenggorokan. Hal ini bisa disebabkan adanya gangguan pada saluran pernafasan.

6. Bercak putih di mulut
Bercak ini dikenal juga sebagai leukaplokia, berupa bercak putih pada gusi, pipi bagian dalam, dan lidah. Bercak ini mirip seperti sariawan, namun tidak bisa hilang dengan pengobatan sariawan.


Sumber artikel : Yahoo Health
diberdayakan ulang oleh manu herbal
Banyak di antara kita tidak mengetahui tanda-tanda umum kanker paru-paru, sampai adanya gejala yang mematikan. Sebuah survei yang dilakukan di Amerika, 26 persen orang tidak mengathui satu pun gejalanya, baik itu pria atau wanita.

Secara keseluruhan, mereka mengindikasikan sesak nafas sebagai gejala awal kanker paru-paru, dan 39 persen menyebutkan gajalanya adalah batuk. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena kanker paru-paru telah merenggut nyawa 160.000 orang pertahun, di Amerika saja.

Lalu bagaimana dengan negara lainnya? Tentu jumlahnya akan lebih besar lagi, mengingat pengetahuan masyarakat akan kanker paru-paru sangat minim.

"Pasien yang didiagnosa terlambat, tidak akan mempunyai pilihan pengobatan lagi. Jika kita bisa mendiagnosa lebih awal lagi, kemungkinan menyelamatkan nyawa bisa dilakukan. Itulah sebabnya mengetahui gejala sangatlah penting," ucap Matthhew Peters, ketua Koalisi Kanker Paru Global (GLCC) yang kami kutip dari yahoo.

Lalu seperti apakan tanda-tanda penting gejala kanker paru-paru ini? Berikut penjelasannya:

1. Penurunan berat badan
Jika banyak orang yang bersusah payah melakukan diet, untuk menurunkan berat badan, maka Anda harus waspada jika mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, juga tanpa melakukan diet. Biasanya nafsu makan akan menurun, dan berat badan akan berkurang 5 kilogram dalam waktu yang singkat.

2. Demam ringan
Demam bisa terjadi karena adanya infeksi di dalam tubuh, sehingga saat demam kita harus waspada, jika tidak turun dalam waktu singkat. Namun, demam juga bisa menjadi banyak gejala penyakit lainnya.

3. Kelelahan yang sangat
Jika Anda merasa ingin tidur 3-4 kali dalam sehari, dan sebelumnya belum pernah terjadi, maka Anda harus waspada. Kelelahan yang sangat juga bisa disebabkan kurangnya pertahanan sel darah putih terhadap virus, bakteri atau patogen lainnya. Sehingga konsultasi ke dokter sangat diperlukan.

4. Sakit kronis atau perubahan kulit
Bercak-bercak hitam pada kulit bisa menjadi pertanda serius, jika tubuh Anda sedang tidak beres. Hal ini merupakan peringatan yang sangat jelas dari kanker.

5. Kesulitan menelan
Sakit saat menelan ini sering diiringi oleh luka pada bibir yang tak kunjung sembuh, pendarahan yang tidak biasa, mati rasa di mulut dan tenggorokan. Hal ini bisa disebabkan adanya gangguan pada saluran pernafasan.

6. Bercak putih di mulut
Bercak ini dikenal juga sebagai leukaplokia, berupa bercak putih pada gusi, pipi bagian dalam, dan lidah. Bercak ini mirip seperti sariawan, namun tidak bisa hilang dengan pengobatan sariawan.
- See more at: http://balabal10.blogspot.com/2013/12/kenali-gejala-awal-kanker-paru-paru.html#sthash.pEiEJ1nj.dpuf

Baca Selengkapnya ....

Atasi Penyakit Darah Tinggi Dengan Ace Max's

Posted by Unknown Selasa, 17 Desember 2013 0 komentar

Penyakit darah tinggi (high blood pressure) atau hipertensi saat ini menjadi salah satu penyakit yang banyak di derita di kalangan masyarakat Indonesia. 

Hal ini terjadi seiring dengan semakin jauhnya pola makan dan pola hidup masyarakat dari standar “sehat”. Hal ini lah yang menjadi penyebab utamanya. Obat sakit darah tinggi menjadi barang yang di cari sekarang ini.

Apa itu penyakit darah tinggi ?
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Tekanan darah tinggi ini mampu disembuhkan oleh obat herbal darah tinggi xamthone plus.

Obat Sakit Darah Tinggi Ace Max's

Obat Sakit Darah tinggi Ace Maxs terbuat dari ekstrak kulit manggis dan daun sirsak. Manggis mengandung senyawa Xanthone. Xanthone merupakan sekumpulan molekul biologi yang sangat aktif di dalam kulit (pericarp) buah manggis yang berwarna ungu. Struktur berbentuk cincin segi enam dengan ikatan karbon kembar untuk memberi kestabilan kepadanya. Lebih 200 Xanthone terdapat di alam, dimana 40 Xanthone terdapat dalam buah manggis, terutama dibagian kulit (pericarp) buah manggis.
Fungsi xanthones adalah menjelajah seluruh tubuh, menetralkan radikal bebas, sehingga tubuh kita menjadi lebih bersih dan lebih sehat daripada sebelumnya. Xanthones yang terdapat dalam kulit manggis mempunyai sifat sebagai anti kanker, anti inflammatory, anti mikroba, menurunkan kolesterol, dan lain-lain.
Mulailah hidtp sehat dengan konsumsi kulit manggis dan daun sirsak (Ace Maxs). dalam kemasan yang tentunya ditangani oleh para ahlinya ...

KEUNGGULAN ACE-MAX'S DIBANDING GENERASI SEBELUMNYA
  • Lebih Kuat karena Kadar Kulit Manggis + 20% Lebih Banyak
  • Lebih Ampuh untuk Kanker karena + Ekstrak Daun Sirsak
  • Lebih Nyaman untuk Diabetes karena Kadar Madu Sangat Sedikit    
Untuk Informasi Pembelian silahkan Klik DISINI

Baca Selengkapnya ....

Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Tji'ani Herbal Jl.Bogor 28 Malang .

Daftar Blog Saya

Bank Pembayaran

Transfer pembayaran ke rekening bank di bawah ini atas nama Iswanu :
Photobucket
Bank BCA KCP Veteran No. Rekening : 010210xxxx
My Zimbio
Top Stories
Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits!
SEO Services
Free Automatic Backlinks Free Automatic Backlinks Free Automatic Backlinks Free Automatic Backlinks